Tugas 1
Kepribadian yang Sehat Menurut Alport
Teori Kepribadian yang sehat menurut
allport
Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan penuh harapan mengenai kemanusiaan.ia menolak pandangan psikoanalisis dan behaviorisme mengenai kemanusiaan karena di anggap terlalu dereministik dan mekanistik.ia yakin bahwa takdir dan karakter kita tidak di tentukan oleh motif tidak sadar yang berasal dari awal masa kanak-kanak,namun oleh pilihan yang disadari,yang kita buat di masa sekarang.kita bukanlah sesuatu yang bersifat otomatis,yang bereaksi secara sembarangan terhadap dorongan-dorongan dari sistem penghargaan dan hukuman.malah kita mampu berinteraksi dengan lingkungan kita dan membuatnya menjadi reaktif terhadap kita.kita tidak hanaya mencari cara untuk menurunkan tekanan,tetapi juga untuk mempertahakan tekanan-tekanan baru,kita menginginkan perubahan dan tantangan serta bersifat aktif,bertujuan dan fleksibel
Ciri-ciri kepribadian yang matang menurut allport
Allport pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistik dan penuh harapan mengenai kemanusiaan.ia menolak pandangan psikoanalisis dan behaviorisme mengenai kemanusiaan karena di anggap terlalu dereministik dan mekanistik.ia yakin bahwa takdir dan karakter kita tidak di tentukan oleh motif tidak sadar yang berasal dari awal masa kanak-kanak,namun oleh pilihan yang disadari,yang kita buat di masa sekarang.kita bukanlah sesuatu yang bersifat otomatis,yang bereaksi secara sembarangan terhadap dorongan-dorongan dari sistem penghargaan dan hukuman.malah kita mampu berinteraksi dengan lingkungan kita dan membuatnya menjadi reaktif terhadap kita.kita tidak hanaya mencari cara untuk menurunkan tekanan,tetapi juga untuk mempertahakan tekanan-tekanan baru,kita menginginkan perubahan dan tantangan serta bersifat aktif,bertujuan dan fleksibel
Ciri-ciri kepribadian yang matang menurut allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu
orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang
mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.
Ekstensi sense of self
· Kemampuan
berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2.
Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas
intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion
(pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3.
Penerimaan diri
Kemampuan
untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal
: mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan
proporsional.
4.
Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan
memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih,
mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku
lain yang merusak.
5.
Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan
diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada
saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6.
Filsafat Hidup
Ada
latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan
dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Perkembangan kepribadian Menurut Rogers
Menurut pendapat Rogers. Kalau yang
sebelumnya udah dipelajari tentang apa itu sehat secara umum, sekarang akan
mengetahui sehat menurut Rogers yang meliputi:
1.
Perkembangan kepribadian “Self”
2.
Peranan Positive Regards dalam pembentukan kepribadian individu
3.
Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
1. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN “SELF”
Roger
bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk
mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasien ini, Rogers
mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama
terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi.
Menurut
Rogers, manusia yang sadar dan rasional, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa
masa kanak-kanak. Hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam
konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan
bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih
penting daripada masa lampau.
Rogers mempunyai konsepsi-konsepsi
pokok didalam teorinya, yaitu:
·
Organism, yaitu keseluruhan individu
·
Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman dan
·
Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdeferensiasikan dan terdiri
dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Hirarki kebutuhan manusia Menurut Maslow
Ada beberapa pendapat Maslow
mengenai individu yang sehat itu seperti apa. Saya dapatkan dari beberapa
referensi buku.
Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris:
"Pertama dan yang paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia
memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa
perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi
dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini."
HIERARkI
DARI KEBUTUHAN MANUSIA MENURUT MASLOW
Abraham
Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistik.
Maslow percaya bahwa manusia
tergerak untuk memahami dan menerima dirinya. Salah satu hal menarik di awal
karirnya adalah ketika melihat beberapa kebutuhan lebih didahulukan dibanding
yang lainnya. Sebagai contohnya, ketika haus dan lapar, maka Anda akan terlebih
dahulu mengatasi haus dibandingkan lapar. Karena tanpa makanan kita dapat
bertahan selama beberapa minggu, tetapi tanpa minuman hanya beberapa hari saja.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan minuman lebih kuat dibandingkan
dengan makanan. Maslow mengambil ide ini dan menciptakan apa yang saat ini
dikenal dengan Hierarchy of Needs.
Teori Kepribadian Sehat Pendapat Erich Fromm
Teori
Kepribadian Sehat Pendapat Erich Fromm Memahami Dan Menjelaskan Konsep Fromm
Mengenai Kesehatan Mental : Disini saya ingin mencoba menuliskan tentang
kesehatan mental yang dipelopori oleh Erich Fromm. Sebagian penulisan saya ini
diambil dari buku psikologi pertumbuhan kepribadian sehat. Fromm adalah ahli
teori pertama yang dibicarakan sampai sekarang yang menyamakan kesehatan
psikologi dan kesehatan mental dengan kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan suatu
bagian integral dari kepribadian sehat, bukan suatu hasil sampingan yang
terjadi kebetulan.
Ciri-ciri kepribadian sehat
Pada
postingan sebelumnya telah dibahas tentang konsep sehat. Dimana sehat sendiri
merupakan kondisi dimana fisik (jasmani), mental (rohani) baik itu pikiran,
emosi, dll, dan sosial dalam kondisi yang normal (seperti orang pada umumnya),
stabil, serta dapat mengikuti kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma yang ada di
masyarakat. Kali ini Saya akan membahas kepribadian yang sehat menurut Fromm dan
menjelaskan konsepnya mengenai kesehatan mental.
Menurut
Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut,
maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup
dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial
di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat
adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Menurut
Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat:
1) Penerimaan (receptive)
2) Penimbunan (hoarding)
3) Penjualan/pemasaran (marketing)
4) Penghisapan/pemerasan
(exploitative)
5) Produktif (productive)
Dari
kelima watak sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak
produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat
membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat
yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1) Cinta persaudaraan
2) Cinta keibuan
3)
Cinta erotik
4) Cinta diri
5) Cinta ilahi
Menurut
Fromm, cinta sangat penting untuk membangun dunia yang lebih baik sebab yang
dicari setiap orang di dalam masyarakat bukan penderitaan.
Jadi
menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam
masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi,
diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau
menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah
keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa
kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and
using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
- mampu mencintai dan dicintai,
- mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
- mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
- mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
- memiliki watak sosial yang produktif.
Sumber :
PSIKOLOGI
PERTUMBUHAN : Model-model Kepribadian Sehat. Duane Schultz (2010)
Drs.Sumandi
Suryabrata. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers, 1982
Psikologi
Kepribadian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Daftar pustaka:
feist.J,feist.G.J.(2010).teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika
Abraham
Maslow. di Wikipedia bahasa Indonesia. diakses 30 April 2012
Tugas 2
Pengertian
Stress
Stress
adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain.
Jadi,
stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat
mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung
bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu
tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.
Aspek Stres
1. Stimulus
Keadaan/situasi dan peristiwa yang dirasakan mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut sebagai stressor. Beberapa ahli yang menganut pendekatan ini mengkategorikan stressor menjadi tiga :
Keadaan/situasi dan peristiwa yang dirasakan mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut sebagai stressor. Beberapa ahli yang menganut pendekatan ini mengkategorikan stressor menjadi tiga :
a. Keadaan kronis, contoh hidup dalam
keadaan suasana yang bising
b. Peristiwa hidup yang penting, contoh
: kehilangan seseorang yang disayangi.
c. Peristiwa katastropik, contoh :
gempa bumi
2. Respon
Respon adalah reaksi seseorang terhadap stresor. Terdapat dua komponen yang saling berhubungan, komponen Fisiologis dan komponen Psikologis. Dimana kedua respon tersebut disebut dengan strain atau ketegangan.
Respon adalah reaksi seseorang terhadap stresor. Terdapat dua komponen yang saling berhubungan, komponen Fisiologis dan komponen Psikologis. Dimana kedua respon tersebut disebut dengan strain atau ketegangan.
a. Komponen Fisiologis, misalnya detak
jantung, sakit perut, keringat.
b. Komponen psikologis, misalnya pola
berfikir dan emosi
3. Proses
Stres sebagai suatu proses terdiri dari stresor dan strain ditambah dengan satu dimensi yang peting yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Proses ini melibatkan interaksi dan penyesuaian diri yang kontinyu yang disebut juga dengan istilah transaksi antara manusia dengan lingkungan, yang didalamnya termasuk perasaan yang dialami dan bagaimana orang lain merasakannya.
Stres sebagai suatu proses terdiri dari stresor dan strain ditambah dengan satu dimensi yang peting yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Proses ini melibatkan interaksi dan penyesuaian diri yang kontinyu yang disebut juga dengan istilah transaksi antara manusia dengan lingkungan, yang didalamnya termasuk perasaan yang dialami dan bagaimana orang lain merasakannya.
General
Adaptation Syndrom (GAS)
Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh
terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan
sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem
Neuroendokrin. Ada 3 fase GAS yaitu :
1) Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan
pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan
reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah
cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan
ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut
nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan
dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah
dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk
meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk
keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan
denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan
O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu
untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa
berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu
akan masuk ke dalam fase resistensi.
2) Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan
psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha
menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh
mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress
menurun à tau normal
tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
3) Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat
tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala
penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental,
penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan,
maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis,
akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk
mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian
individu tersbut.
Tipe-Tipe Stress
A.
Tekanan
Timbul
sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. tekanan dapat berasal dari dalam diri
individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang
berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar
disekolah selalu ranking satu atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan
kepada suami.
B.
Frustasi
Frustasi
adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai
dengan yang diharapkan.Misalnya putus pacar, perceraian, masalah kantor,
masalah sekolah atau masalah yang tidak kunjung selesai. Frustasi inipun
terjadi juga bila tujuan yang dicapai mendapatkan rintangan.Frustasi memiliki
dua sisi.
1. Frustasi adalah fakta tidak
tercapainya harapan yang diinginkan.
2. Frustasi adalah perasaan dan emosi
yang menyertai fakta tersebut.
Pada
contoh diatas adalah fakta mendapatkan nilai jelek di sekolah dan mendapat
marah oleh bos dalam kesalahan di kantor. Perasaan dan emosi yang muncul adalah
kesal, marah dan perasaan-perasaan lainnya yang mungkin muncul.
Akibat dari frustasi bisa munculkan gejala-gejala ketubuhan
yang disebut psikosomatis.
C.
Konflik
Bentuknya approach-approach
conflict, approach-avoidance conflict atau avoidance-avoidance conflict :
Konflik mendekat-mendekat
Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama
diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat menarik untuk diikuti,
tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk ditonton.
Konflik mendekat-menjauh
Terjadi ketika individu terjerat
dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi
tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan
berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak
sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang
sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak
berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran
anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya.
Konflik menjauh-menjauh
Individu terjerat pada dua pilihan
yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat malas
belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak naik
kelas.
D.
Kecemasan
Kecemasan timbul karena respon terhadap situasi
yang kelihatannya tidak menakutkan, atau bisa juga dikatakan sebagai hasil dari
rekaan, rekaan pikiran sendiri (praduga sbuyektif), dan juga suatu prasangka
pribadi yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan. Keadaan yang mendesak, yang menimbulkan stres pada individu.
Misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus
segera dioperasi.
Symptom reducing response stres
Respon terhadap response stres menyangkut
defense mechanism
Menghilangkan stress mekanisme pertahanan, dan
penanganan yang berfokus pada masalah menurut Lazarus , penanganan strs atau
coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
- Coping yang berfokus pada masalah
(problem-focused) adalah istilah Lazarus untuk stategi kognitif untuk
penanganan yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalah dan berusaha
menyelesaikannya.
- Coping yang berfokus pada
emosi (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan
strs dimana individu memberikan respon terhadap situasi dengan cara emosional,
terutama dengan menggunakan penilaian defensive
Pengertian Problem Solving
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151).Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan nasalah
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151).Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan nasalah
Adapun langkah-langkah lain yaitu
menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu menjadi dasar untuk problem
solving adalah sebagai berikut:
- Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
- Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
- Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
- Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
- Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.
Strategi mendekati (approach
strategies)
Meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan
usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab
stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung.
- Strategi
menghindar (avoidance strategies)
Meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan
penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri
atau menghindar dari penyebab stress.
Sumber :
Prabowo,
Hendro. 1998. Arsitektur, Psikologi dan
Masyarakat. Depok: Gunadarma.
Atikison L. Rita, dkk (1983).
Pengantar psikologi. Jakarta : Erlangga.
Gaspersz, Vincent. 2007. Team
Oriented Problem Solving. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Tugas 3
Copping
Stress
Menurut Lazarus &
Folkman (dalam Sarafino, 2006) coping adalah suatu
proses dimana individu
mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara
tuntutan situasi yang
menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan
tersebut. Menurut Taylor
(2009) coping didefenisikan sebagai pikiran dan perilaku
yang digunakan untuk
mengatur tuntutan internal maupun eksternal dari situasi yang
menekan.
Menurut Baron &
Byrne (1991) menyatakan bahwa coping adalah respon
individu untuk mengatasi
masalah, respon tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan
dan dipikirkan untuk
mengontrol, mentolerir dan mengurangi efek negatif dari situasi
yang dihadapi. Menurut
Stone & Neale (dalam Rice, 1992) coping meliputi segala
usaha
yang disadari untuk menghadapi tuntutan yang penuh dengan tekanan.
Jenis-jenis Coping
Coping
adalah proses pada seseorang yang mencoba untuk mengatur kenyataan ataupun
persepsi yang bertentangan antara keinginan dan sumber pemenuhan keinginan pada
situasi stress.
Untuk
penanganan stress, coping memiliki dua jenis fungsi yaitu coping yang terfokus
pada emosi dan yang terfokus pada masalah atau problem.
1.
Emotion-focused coping
Fungsi
dari coping ini adalah untuk mengatur respon emosi dari seseorang melalui
perilaku. Contohnya adalah minum alcohol atau mencari dukungan sosial
2.
Problem-focused coping
Untuk
menangani stress, coping
ini
lebih menekankan pada pengurangan tuntutan dari stressor atau menambah jumlah
sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Ada
beberapa cara untuk menjadikan coping lebih efektif yaitu
•
Farmakologi
•
Metode perilaku dan kognitif
•
Meditasi dan hypnosis
Jenis-jenis
koping yang konstruktif atau positif
KOPING
POSITIF ( SEHAT)
1.
Antisipasi
Antisipasi
berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu perangsang.
Ketika individu berhadap dengan konflik-konflik emosional atau pemicu stres
baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu mengantisipasi akibat-akibat dari
konflik atau stres tersebut dengan cara menyediakan alternatif respon atau
solusi yang paling sesuai.
2.
Afiliasi
Afiliasi
berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain
dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu individu pada saat menghadapi konflik
baik dari dalam dan luar, dia mampu mencari sumber- sumber dari orang lain
untuk mendapatkan dukungan dan pertolongan.
3.
Altruisme
Altruisme
merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang
lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya stres baik dari dalam maupun dari
luar diri dialihkan dengan melakukan pengabdian pada kebutuhan orang lain.
4.
Penegasan diri (self assertion)
Individu
berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan cara
mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara lengsung tetapi
dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain.
5.
Pengamatan diri (Self observation)
Pengamatan
diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara
objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan pengamatan terhadap
tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan
pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam.
Sumber
:
SBasuki,A.M Heru.2008.Psikologi
Umum.Jakarta:Universitas Gunadarma