Komunitas Online
Komunitas adalah kumpulan orang yang saling berinteraksi diantara
anggotanya berdasarkan adanya kesamaan. Di era internet siapapun bisa membuat dan menyebarkan
informasi. Namun sepenting apapun informasi itu bila hanya disuarakan satu orang
onliner tentu saja tidak akan berhasil. Disinilah peran sebuah komunitas online
diperlukan.
Komunitas online
yang berada di luar Learning Management System menyediakan sarana bagi calon
mahasiswa, mahasiswa, dosen, staff, dan alumni dari berbagai program kami yang
tersebar di Indonesia dan luar negri untuk tetap dapat saling terhubung. Kami
ingin Anda berpartisipasi berbagi pengalaman selama di Binus Online Learning,
saling mendukung rekan yang lain, dan memberikan saran atau kritik yang dapat
membantu kami untuk terus meningkatan layanan di Binus Online Learning.
Berikut ini adalah
beberapa hal yang tidak pantas dibagikan pada komunitas online kita bersama
·
Penggunaan
kata-kata yang kasar
· Komentar yang menjatuhkan anggota
komunitas tertentu
· Materi terkait SARA (suku, agama, ras,
dan antar golongan)
· Materi terkait pornografi
· Materi yang memiliki hak cipta orang
lain
· Materi yang tidak etis secara akademis
ataupun tentang kecurangan
Komunitas online
merupakan komunitas yang mempunyai keunikan tersendiri. Dibilang unik karena
para anggota didalam sebuah komunitas online bisa secara bersama-sama melakukan
suatu aksi tanpa harus berkumpul di satu tempat.
Dengan adanya
komunitas online maka anda dapat memasarkan produk bisnis yang dimiliki ke
anggota komunitas online lainnya, tentu saja pengiklanan ini harus satu arah
dengan tujuan komunitas online tersebut dibentuk jangan sampai nanti anda
dikeluarkan oleh pemilik groups karena kesalahan anda tersebut.
Sebuah
komunitas harus melakukan kegiatan rutin yang menandakan bahwa komunitas itu
eksis. Dengan kata lain sebuah komunitas tanpa kegiatan menandakan komunitas
itu mati
Polarisasi Kelompok
Polarisasi
Kelompok adalah intensifikasi dari suatu pre-existing awal kelompok pilihan
(Baron et al. 1992 : 73)a tau kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila
sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan
tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu.
Efek polarisasi menyinggung pada rata-rata score individu sebelum dan setelah diskusi kelompok.
Anggota kelompok paling ekstrim, mungkin sekali , sudah menjadi lebih moderat
setelah diskusi itu. Tetapi pada rata-rata pertimbangan atau pilihan sudah
menjadi yang lebih ekstrim.
Dalam semua kasus proses diskusi kelompok cenderung untuk
memperdalam pendapat anggota kelompok. Ini hanya benar, bagaimanapun, jika anggota
kelompok yang pada awalnya pada dasarnya setuju. Efek polarisasi adalah juga
terbatas pada isu secara relatif penting. Jika isu kelompok cukup tak penting
depolarisasi dapat terjadi: setelah diskusi kelompok posisi rerata adalah lebih
sedikit ekstrim dibanding sebelumnya ( Kerr, 1992).
Suatu komunikator ekstrim dari suatu pendapat yang dapat
diperbandingkan ke posisi diri sendiri dirasakan sebagai yang lebih berkompeten
dan polos dibanding suatu komunikator moderat ( Myers dan Lamm, 1976).
Keinginan untuk diterima oleh anggota kelompok yang lebih ekstrim, dan
kecenderungan untuk merasa dan menyajikan dirinya sebagai anggota dari suatu
dengan baik dirasa ’ didalam-kelompok’ keduanya berperan untuk efek polarisasi.
Efek ini diperkuat oleh komitmen lisan bagi suatu posisi yang dinyatakan lebih
dahulu didalam diskusi kelompok: setelah itu suatu perubahan posisi didalam
arah kecenderungan awal ( yaitu. polarisasi) adalah lebih mudah dilaksanakan
dibanding suatu perubahan dalam arah kebalikannya ( Ferrell, 1985; Myers dan
Lamm, 1976).
Kelompok Kerja Virtual
Kelompok kerja
virtual merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja secara terpisah untuk
mengerjakan suatu proyek yang diperintahkan atasan dalam pekerjaan. Pekerjaan
ini menggunakan jaringan internet yang terpisah beda ruangan bahkan beda negara
sekalipun.
Tiga faktor utama yang membedakan tim
virtual dari tim yang bertemu muka
secara langsung adalah :
(1) ketiadaan isyarat-isyarat paraverbal
dan nonverbal;
(2) konteks sosial yang terbatas; dan
(3) kemampuan untuk mengatasi keterbatasan
waktu dan ruang.
Tim kerja virtual
bisa sangat luwes dan terampil karena memang disiplin dan dipinpin oleh siapa
saja yang memiliki keahlian dan keterampilan yang paling diperlukan dalam
penanganan suatu proyek. Bukan oleh seseorang yang kebetulan menduduki jabatan
manager dalam perusahaan.
Tim
Virtual menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang
terpisah secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut
memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode online, kendati
mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
Seorang
pimpinan perusahaan yang berani keluar dari perangkap gaya kerja ini
mengatakan, bahwa yang paling penting adalah kekuatan pengukuran kinerja yang
diukur dari setiap karyawan. Untuk melepas keseragaman dan disiplin kerja, kita
perlu mempunyai kekuatan pengukuran kinerja yang bukan hanya berorientasi pada
hasil akhir saja tetapi juga menjamin berjalannya coaching